A. PEMBUKA
1. Judul Resensi Buku
Judul resensi buku ini adalah “Cermin”, karya Bernard
Batubara. Buku ini sangat menarik dibaca, terutama bagi kalangan remaja.
2. Data Buku
Judul buku :
Cermin
Penulis : Bernard
Batubara
Terbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kedua
Tebal :
192 Halaman
3. Memperkenalkan Pengarang dan Karyanya
Pengarang dari buku ini adalah Bernard Batubara. Lahir di
Pontianak, 9 Juli 1989. Lulusan teknik yang menyukai seni. Karya – karya nya
antara lain :
a) Buku Angsa – Angsa Ketapang (2010)
b) Radio Galau FM : Frekuensi Patah Hati dan Cinta Yang Kandas
(2011)
c) Kata Hati (2011)
4. Membandingkan Dengan Buku Sejenis
Cerpen ini cukup menarik, dan gaya bahasanya mudah di
mengerti oleh semua umur, khususnya anak-anak. Sebagai pembanding untuk cerpen
sejenis, contohnya yang berjudul “Lelaki Berpayung dan Gadis Yang Mencintai
Hujan”,gaya bahasanya cukup bagus, namun dalam cerpen ini terdapat banyak
sekali kata yang penulisannya salah.
5. Perumusan Tema
Tema buku resensi ini adalah menceritakan tentang seorang
gadis yang kurang percaya diri.
6. Mengungkapkan Kesan
Kesan setelah membaca buku ini adalah terharu, ketika
Zahara sedang menangis di dekat sungai setelah mengambil air untuk keperluan di
dapur dan meratapi nasib Kakaknya yang serakah terhadap harta, datanglah
Pangeran dan Pangeran menghapus air mata Zahara untuk menghilangkan rasa
gundahnya Pangeran pun meminta Zahara untuk menceritakan apa yang terjadi, dan
Zahara pun pergi bersama Pangeran ke Istana, ternyata Zahara adalah perempuan
yang selama ini Pangera impikan.
B. ISI
1. Sinopsis dan Ulasan Singkat Cerpen
Di sebuah dusun tinggallah seorang janda dengan dua orang
anak perempuan. Anak pertama bernama Maryam dan anak ke dua bernama Zahara.
Walaupun mereka sama perempuan tapi sifat mereka sangat bertolak belakang,
Zahara memiliki sifat yang sangat mulia seperti suka menolong, tidak sombong
dan selalu tersenyum, sedangkan Maryam memiliki sifat angkuh, dengki dan sinis.
Suatu hari Zahara disuruh ibunya untuk mengambil air
disungai. Berangkatlah Zahara menuju sungai dengan perasaan riang gembira,
sedangkan Maryam hanya bermalas-malasan setiap hari. Ketika Zahara mengambil
air di sungai bertemulah dia dengan seorang nenek-nenek yang sudah tua “Cu,
berilah nenek seteguk air, nenek sangat haus” dengan nada memelas. “Ini nek,
kebetulan Zahra mengambil air sangat banyak, silahkan nenek minum sepuasnya”
jawab Zahra kepada nenek tersebut, “Terima kasih Cu, kamu adalah anak yang
sangat baik, sebagai balasannya nenek akan memberikan ISIM kepada mu Cu, jika
kamu menginginkan sesuatu ingat lah pada nenek dan bicara seperti ini PERBUATAN
YANG BAIK SANGAT MULIA, MELEBIHI SEKALIAN HARTA, maka apapun yang Cucu inginkan
akan terkabul dalam jumlah 9” seketika itu pula nenek tersebut menghilang dari
pandangan Zahara. Zahara mencoba membacakan isim tersebut untuk menghilangkan
rasa penasrannya “PERBUATAN YANG BAIK SANGAT MULIA, MELEBIHI SEKALIAN HARTA”
muncullah dari mulutnya bunga mawar 9 buah. Betapa senang sekali hati Zahara,
segera dia bergegas pulang untuk menceritakan yang terjadi kepada Ibu dan
Kakaknya.
Sesampainya dirumah segera Zahara meceritakan apa yang
terjadi dan seperti biasa Maryam dengki terhadap Zahara, segera Maryam pergi ke
sungai untuk mengambil air dan bertemu dengan nenek-nenek yang tadi bertemu
dengan Zahara. “Cu, berilah nenek seteguk air, nenek sangat haus” pinta nenek
kepada Maryam. “Tidak, aku cape dn berat membawa air ini, enak saja kau hanya
bisa meminta” jawab Maryam dengan nada sinis. “Kau sangat sombong Cu, nenek
akan memberikan Isim ini kepadamu karena kamu anak yang sangat sombong GADIS
PEMARAH DAN BUSUK HATI, CELAKA SENGSARA SELALU MENDEKATI”. “Apa perlu saya
ulangi kata-kata yang tidak peting itu?” jawab Maryam. Dengan tidak sengaja dia
menyebutkan isim tersebut, dan keluarlah ular, lintah, kalajengking dari
mulutnya, Maryam sangat ketakutan dia berlari menuju rumahnya. Maryam menangis
pada ibunya dan menuduh Zahara telah menjelek-jelekan dia pada nenek terebut.
Zahara sangat sedih, dia pergi dari rumah meratapi nasib kakaknya yang sekarang
menjadi buruk. Zahara duduk termenung sambil menangis di tepi sungai, datanglah
Pangeran dan Pangeran menghapus air mata Zahara untuk menghilangkan rasa
gundahnya Pangeran pun meminta Zahara untuk menceritakan apa yang terjadi, dan
Zahara pun pergi bersama Pangeran ke Istana, ternyata Zahara adalah perempuan
yang selama ini Pangeran impikan.
2. Unsur Intrinsik Cerpen
a. Tema : SerakaH
b. Alur : Mundur
c. Latar : Rumah, dan
Tepi Sungai
d. Tokoh dan
Penokohan : Mayam adalah gadis yang bersifat angkuh, dengki dan sinis.
Ibu adalah seorang wanita yang kasih sayangnya berbeda, ibu lebih sayang
kepada Maryam walupun Maryam memiliki sifat yang buruk.
Zahara adalah seorang gadis yang memliki sifat sangat mulia seperti suka
menolong, tidak sombong dan selalu tersenyum.
e. Amanat
- Janganlah menjadi manusia yang sombong.
- Janganlah menjadi manusia yang serakah.
- Tolonglah siapapun yang membutuhkan pertolonganmu.
3. Keunggulan Cerpen
Cerpen ini sangat unggul dalam hal amanat, karena dalam
cerpen ini banyak pelajaran yang dapat di pelajari oleh pembaca.
4. Kekurangan Cerpen
Cerpen ini cukup menarik, dan gaya bahasanya mudah di
mengerti oleh semua umur, khususnya anak-anak. Namun penulisan buku ini banya
yang rancu, contohnya terdapat pada halaman 49, yang isinya “Apa sebab maka
begitu”, seharusnya dengan kata “Tapi” juga sudah cukup.
C. PENUTUP
Kesimpulan dari cerpen ini sangat baik untuk dibaca oleh
semua umur, karena banyak pelajaran yang dapat di jadikan pelajaran.